Kesungguhan Fandi Achmad dalam belajar teknik sablon patut diacungi jempol. Dia tak pernah sungkan terus bertanya kepada teman yang lebih berpengalaman. Kini, usaha sablonnya sudah menghasilkan keuntungan bersih Rp 10 juta per bulan.
Puluhan alat sablon kaus, lengkap beserta piguranya, tertata rapi di kediaman Fandi Achmad. Rumahnya terletak di Jalan Kramat No 1, Desa Dengkol, Kecamatan Singosari. Di sanalah dia menjalankan usaha workshop-nya. Selain jasa sablon, ada jasa desain grafis juga yang dia sajikan. Saat ditemui koran ini beberapa waktu lalu, dia tak sendirian.
Di seuah ruangan dengan ukuran sekitar 4×5 meter, terlihat dua karyawannya sibuk menyablon. ”Saya mulai merintis usaha workshop ini sejak 2011. Saat itu masih tidak memiliki pengalaman sama sekali terkait sablon-menyablon. Hanya ada rasa ingin tahu yang tinggi saat itu,” kata dia sembari tersenyum.
Dengan modal Rp 250 ribu, dia membeli alat-alat sablon. Di dua bulan pertama, proses trial and error harus dia lewati terlebih dulu. ”Sekalian belajar dulu waktu itu,” sambung Fandi. Mendapat orderan pertama, dia mengaku sempat kesulitan. Untuk menuntaskan 7 potong kaus, dia butuh waktu 17 jam. ”Kalau saat ini sehari bisa menghasilkan 150 potong kaus. Tapi, itu ada bantuan dari dua karyawan,” sambungnya.
Untuk memperdalam ilmu sablonnya, dia tak sungkan berguru ke sana-sini. ”Ya, belajar ke beberapa teman yang ada di Malang, Jombang, Nganjuk, Solo, dan tempat lain. Saya tidak melihat mereka sudah menjadi perusahaan besar atau kecil, yang penting saya belajar,” kata pria kelahiran 25 April 1987 tersebut.
Ketekunannya kini telah berbuah manis. Beberapa produksi sablonannya sudah menyebar ke beberapa daerah. Beberapa berasal dari luar Pulau Jawa. ”Mulai 2014 sudah bisa menguasai ilmu teknik menyablon, marketing, dan keterampilan lainnya,” kata dia. Setiap bulan, Fandi mampu menghasilkan sekitar 1.500 potong kaus.
Harga terjangkau dan desain yang atraktif menjadi andalannya. Per kaus biasa dia banderol Rp 55 ribu–Rp 70 ribu. ”Kalau pesennya di saya minimal satu lusin,” kata dia. Dari pekerjaan tersebut, pendapatan bersih Rp 10 juta bisa dia kantongi setiap bulan. Kini, dia mulai mencoba peruntungan dengan memproduksi brand tersendiri. Nama ”ELECTED” dia tunjukkan.
No comments: